Aktivis,

AMP KK Surabaya Gelar Diskusi Peringati Peristiwa Tragedi Biak Berdarah

Juli 08, 2017 Unknown 0 Comments

 
Pemutaran Film dan Diskusi AMP KK Surabaya (Foto:Dok-Papua MP)
Surabaya, Neg – Sekitar dua puluh mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya menggelar Diskusi Peristiwa Biak Berdarah. Dalam diskusi ini mereka melakukan pemutaran film dan diskusi di jl.kamasan No.10, Kamasan III , Jawa Timur, Kamis, (06/07/2017).

Diskusi ini digelar untuk menuntut pemerintah Indonesia dan PBB menyelesaikan masalah yang yang berlangsung di Kota Biak pada 6 Juli 1998. Dalam peristiwa yang dikenal dengan Biak Berdarah tersebut yang menewaskan secara tidak menusiawi, pembantaian Orang Papua di biak.

Stef M Pigai, Pemimpin diskusi mengatakan, AMP KK Surabaya mengadakan Diskusi ini terkait tragedi biak berdarah yang mana 19 tahun silam telah berlalu tanpa adanya usutan oleh lembaga hukum satu pun, tetapi kasus pembantaian ini di biarkan enta begitu. Biak berdarah adalah suatu tragedi pembantaian tindakan kolonial dan militeris serta tuannya iperealisme, dengan upaya-upaya ini telah menghancurkan alam serta manusia papua. Histori pembantaian kekerasan ini tercatat dengan tragedi penumpasan sejak papua di aneksasi (1 mei 1961) dan kekerasan selalu terjadi hingga Sapai kini, semua dilakukan demi kekuasaan perampas sumber alam bumi papua. kata Stef. Stef adalah ketua AMP KK Surabaya.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi akibat tindakan aparat negara yang berlebihan terhadap aksi pengibaran bendera Bintang Kejora secara damai. Dalam peristiwa itu memakan korban sebanyak 230 orang.
“Mereka diantaranya 8 orang meninggal; 8 orang hilang; 4 orang luka berat dan dievakuasi ke Makassar; 33 orang ditahan sewenang-wenang; 150 orang mengalami penyiksaan; dan 32 mayat misterius ditemukan hingga terdampar di perairan Papua New Guinewa (PNG).” 

Mempertingati Periswata ini aliansi mahasiswa papua AMP melakukan aksi dan diskusi di beberapa kota yaitu, Bogor,bandung,semarang,jakarta dll oleh setiap koordinator kota. Dari aksi tersebut ada beberapa tuntutan yang angkat angkat yaitu:

1. Kepada Rezim Jokowi-JK serta PBB, untuk bertanggung jawab atas tragedi Biak Berdarah 1998 itu. 
2. Kami meminta agar pemerintah Indonesia membuka ruang demokrasi seluas-luasnya dan berikan hak      menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis.
3. Kami meminta agar pemerintah Indonesia menarik militer (TNI-Polri) organik dan non-organik dari seluruh Tanah Papua.
4. Kemudian menutup Freeport, BP, LNG Tangguh dan MNC, dan perusahaan lainnya.

Karena peristiwa tersebut telah menewaskan ratusan nyawa manusia dan rentetan pelanggaran HAM lainnya di Papua. Mereka merupakan dalang kejahatan kemanusiaan di atas Tanah Papua. Kami ingin bebas, berdaulat di atas tanah air kami West Papua."
Diskusi oleh AMP KK Surabaya ini berlangsung dengan lancar dan damai di Honai Besar, Kamasan III, Surabaya.

0 komentar: