Aktivis,
SURABAYA, Negnesian.com– Sebanyak 50 mahasiswa asal Papua di Asrama Papua Surabaya terpaksa
harus mengurungkan niat untuk menggelar aksi damai turun ke jalan di
Kota Surabaya.
Larang Mahasiswa Papua Demonstrasi, Polisi Kepung Asrama Papua di Surabaya
Aparat keamanan gabungan kota surabaya, melarang mahasiswa untuk demo (Foto: Oscar.G) |
Hal itu karena sejak pukul 06.00 WIB, sebanyak delapan
mobil polisi telah parkir di depan asrama papua di Jalan Kalasan No. 10
Surabaya untuk melarang mereka aksi.
Sebelumnya para mahasiswa
ini hendak menggelar aksi damai menuntut penyelesaian kasus penembakan
di Deiyai, Papua. Surat pemberitahuan terkait aksi ini pun telah
disampaikan ke aparat kepolisian Surabaya.
Stefanus, salah satu
mahasiswa mengatakan, pada pukul 08.00 WIB saat mereka hendak keluar
turun aksi ke jalan, pihak kepolisian Surabaya telah berada di depan
Asrama. Aparat Kepolisian yang telah datang sejak pukul 06.00 WIB.“Sekitar jam 06.00 WIB, sebanyak delapan mobil sudah parkir di depan
Asrama.
Kemudian saat mereka mau berangkat sekitar jam 08.00 WIB,
situasi di luar asrama sudah banyak aparat dari gabungan seperti Intel
dan sebagainya. Sehingga kami susah keluar,” kata Stefanus kepada Negnesian,com, Rabu, (09/08/2017).
Menurut Stefanus, pihak
kepolisian parkir di depan asrama, untuk melarang mereka turun aksi ke
jalan. Alasannya, karena ada aksi tandingan dari Ormas.“Sehingga mereka tidak izinkan kami untuk turun ke jalan,” ungkapnya.
Stefanus
menjelaskan, selama mereka turun untuk aksi di jalan, belum pernah ada
aksi tandingan dari Ormas manapun. Justru yang ada adalah Intel
Kepolisian yang membubarkan aksi mereka.
“Kami sudah bernegosiasi
dengan aparat Kepolisian untuk tetap turun aksi sesuai surat
pemberitahuan, tapi memang tidak diizinkan,” ungkapnya.
Saat ini
para mahasiswa Papua ini masih bertahan di asrama Papua Surabaya. Mereka
didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya. (Admin)
0 komentar: